Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (Al Maidah 35)
Dalam surat Al Maidah ayat 35 diatas Allah memerintahkan kepada orang yang beriman agar bertakwa pada-Nya dan mencari jalan untuk mendekatkan diri pada-Nya.
Menjadi kekasih Allah dan mendapat tempat yang mulia dan terhormat
disisi-Nya adalah cita cita setiap orang yang ber-Iman. Betapa tidak…
setiap orang didunia ini selalu berlomba lomba untuk merebut simpati dan
tempat terhormat disisi pemimpin tertingginya masing masing, apakah itu
bapak Direktur, Manager, Kepala divisi, Gubernur, Menteri, Presiden dan
lain sebagainya. Mereka berlomba-lomba merebut simpati dan kedudukan
dekat pimpinannya masing masing dengan harapan akan mendapat berbagai
fasilitas dan kehormatan dari pimpinannya tersebut.
Jika
kebanyakan manusia berebut dan berlomba-lomba untuk mendapatkan simpati
dan tempat yang mulia disisi pemimpinnya masing masing, maka orang yang
ber-Iman berlomba-lomba untuk merebut simpati dan tempat yang mulia
disisi Allah penguasa tertinggi dialam semesta ini. Allah telah
menetapkan prosedur dan cara tertentu untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Kegiatan sholat, dzikir, mengerjakan amal sholeh, menjauhi
larangan-Nya, mencegah diri dan orang lain dari perbuatan maksiat adalah
cara yang diridhoi Allah untuk mendapat posisi terhormat disisi-Nya.
Orang yang telah mendapat pengakuan dari Allah dan mendapat tempat
terhormat disisi-Nya akan mendapat fasilitas dan berbagai kemudahan dari
Allah dalam segala hal.
Manusia
tidak akan bisa mendekatkan diri pada Allah dengan jasadnya, karena
jasad manusia sangat lemah dan akan hancur binasa dimakan zaman (usia).
Manusia hanya bisa mendekatkan diri pada Allah dengan Ruhnya, karena Ruh
bersifat abadi, kekal tidak akan musnah dan hancur dimakan zaman
(usia). Bagi orang yang ingin mendekatkan diri pada Allah, harus betul
betul memperhatikan perawatan Ruhnya. Hanya Ruh yang suci dan bersih
yang dapat berjumpa dan bertemu dengan Allah didunia maupun diakhirat.
Orang yang yakin akan bertemu dengan Allah, maka ia akan menemui-Nya,
perhatikan firman Allah dalam surat al Ankabut ayat 5:
Barang siapa yang mengharap pertemuan dengan Allah,
maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al-Ankabut 5)
maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al-Ankabut 5)
Pertemuan dengan Allah
Apa
mungkin kita bertemu Allah ketika masih hidup didunia ini ? Kita memang
tidak mungkin bertemu Allah didunia ini secara fisik, karena jasad kita
memiliki kemampuan yang sangat terbatas. Jasad yang lemah bergelimang
dosa tidak mungkin bertemu dengan Allah, ia akan hancur binasa
berhadapan denga Nur Ilahi.
Nabi
Musa pernah memohon untuk bertemu Allah secara fisik, namun jasadnya
tidak mampu menyaksikan kedahsyatan dan keagungan Allah hingga ia jatuh
pinsan hal tersebut dikisahkan dalam Al Qur’an surat Al A’raaf 143 :
Dan
tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah
Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah
Musa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat
melihat kepada Engkau”. Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali tidak sanggup
melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya
(sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku”. Tatkala Tuhannya
menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh
dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia
berkata: “Maha Suci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku orang
yang pertama-tama beriman”. (Al A’raaf 143)
Umat
Nabi Musa yaitu Kaum Bani Isra’il juga pernah meminta hal yang sama
untuk menyaksikan kedahsyatan Allah secara fisik, mereka semua tewas
disambar petir yang muncul dari kedahsyatan Allah yang perkasa, hal
tersebut juga dikisahkan dalam al Qur’an surat Al Baqarah ayat 55-56 :
55-
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: “Hai Musa, kami tidak akan beriman
kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang”, karena itu kamu
disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya. 56- Setelah itu Kami
bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur. ( Al Baqarah
55-56)
Dengan
kemampuan jasad kita yang sangat terbatas ini kita tidak mungkin dapat
bertemu dan memandang Allah dengan mata fisik kita selama hidup didunia
ini, padahal Allah sangat dekat dengan kita. Ia lebih dekat dari urat
leher kita sendiri, ia berada bersama kita dimanapun kita berada. Namun
jangan pernah berharap dapat melihat Dia dengan mata jasmani ini. Kita
tidak akan pernah mampu melihat-Nya dengan mata fisik sebagaimana
disebutkan Allah dalam firmannya pada surat Al An Aam 103
Dia
tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat
segala penglihatan itu dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.
(Al An Aam 103)
Hanya
Ruh kita yang mampu melihat dan berkomunikasi dengan-Nya secara nyata
didunia maupun diakhirat. Karena Ruh adalah mahluk energy yang kekal,
abadi, tidak akan pernah hancur dan musnah. Allah menyiapkannya untuk
mampu hidup dialam Ruh, alam Dunia, alam Barzakh, padang Mahsyar serta
alam Syurga atau Neraka kelak.
Manusia
terdiri atas unsur Ruh yang abadi dan jasad yang tidak abadi (kekal).
Ketika jasad telah mati hancur dan binasa Ruh tetap hidup dialam
Barzakh. Sebagaimana disebutkan Allah dalam surat Al Baqarah ayat 154:
Dan
janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan
Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu h idup,
tetapi kamu tidak menyadarinya.(Al Baqarah 154)
Namun
sayang kebanyakan manusia selama hidup didunia kurang memperhatikan
perawatan dan kebutuhan Ruhnya yang akan hidup kekal abadi selamanya
didunia dan akhirat. Mereka lebih banyak memperhatikan kebutuhan dan
perawatan jasmaninya yang bersifat sementara dan hanya digunakan didunia
ini saja, padahal jasmani tersebut sudah tidak berguna lagi setelah
datangnya kematian.
Ruh yang sehat, selalu berdzikir mengingat Allah, dapat berkomunikasi dan memandang wajah Allah dengan segala keagungan dan kedahsyatan-Nya selama hidup didunia maupun akhirat.
Ruh yang lemah, penyakitan, begelimang dosa dan kemaksiatan, tidak
pernah berzikir mengingat Allah, tidak akan mampu berkomunikasi dan
memandang kedahsyatan Allah selama hidup didunia dan akhirat. Ruh yang
lemah bergelimang dosa dan kemaksiatan adalah tawanan syetan, hatinya
tertutup dari berkomunikasi dan memandang kebesaran Allah oleh siasat
dan tipu daya syetan yang sangat licik.
Bebaskan diri dari ikatan dunia
Barang
siapa yang ingin memandang wajah Allah, mampu berkomunikasi dan selalu
berada didekat-Nya selama hidup didunia dan akhirat, laksanakanlah semua
perintah-Nya dan jauhi semua larangan-Nya. Laksanakan apa yang telah
diikrarkan dalam sholat yaitu ayat 5 surat Al-Fatihah ” Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin”.
Sadari bahwa anda adalah mahluk Ruh yang hidup kekal dan abadi,
bebaskan diri anda dari keterikatan dengan kehidupan dunia yang tidak
kekal, bersifat sementara dan akan lenyap dimakan zaman (usia). Sadari
bahwa kehidupan dunia ini hanya bagian kecil dari perjalanan hidup anda
yang panjang dan tidak ada batas akhirnya (unlimited). Dunia
adalah tempat menyiapkan perbekalan untuk kehidupan abadi yang tidak
pernah berakhir. Jangan anda tertipu oleh bujuk rayu syetan, hingga anda
hanya fokus pada kehidupan dunia, tidak peduli dengan Ruh anda yang
membutuhkan perawatan dan persiapan bekal untuk menempuh perjalan
panjang didunia maupun akhirat.
Kita
sudah merasakan betapa rumit dan beratnya perjalanan hidup didunia.
Dunia adalah tempat mendewasakan Ruh, dunia adalah tempat menggembleng
Ruh untuk menjadi mahluk yang tangguh, kuat dan siap untuk menghadapi
berbagai kesulitan dalam perjalanan hidup yang masih panjang. Ruh yang
mampu berkomunikasi dan selalu merasakan kedekatan dengan Allah,
memiliki kemampuan dan ketangguhan yang prima dalam menghadapi berbagai
kesulitan yang dihadapi selama hidup didunia, dialam Barzakh, padang
Mahsyar dan lembah Neraka kelak.
Bagaimanapun
usaha setiap orang untuk mendapatkan posisi terhormat disisi Allah
tidak bisa dicapai dengan mudah begitu saja, butuh perjuangan yang ulet
dan gigih. Allah akan menguji setiap orang yang berusaha mendekatkan
diri pada-Nya dengan kejadian baik dan buruk. Godaan kesenangan hidup
dunia dan tipu daya syetan yang licik selalu berusaha memisahkan
seseorang dengan Allah secara kontinu dan terus menerus, sepanjang
tarikan napasnya. Selama itu pula manusia harus melawan godaan dunia dan
bisikan syetan itu.
Barang siapa yang ingin merasakan kedekatan dengan Allah, harus mampu membebaskan diri dari keterikatan dengan keinginan dunia yang berlebih lebihan.
Dunia hanya bagian kecil dari perjalan hidup anda, namun sangat
berpengaruh bagi kehidupan anda yang kekal abadi dan tidak pernah
berakhir. Jika anda terpuruk dalam perbuatan maksiat, dosa dan durhaka
pada Allah selama hidup didunia, maka tamatlah karir anda untuk menempuh
perjalan hidup selanjutnya dialam akhirat yang abadi. Dengan menyadari
posisi anda sebagai mahluk Ruh yang hidup kekal dan abadi, anda akan
mampu menghadapi godaan dunia dengan arif. Orang yang tidak menyadari
dirinya sebagai mahluk Ruh yang kekal dan abadi, dan beranggapan bahwa
hidup hanyalah kehidupan didunia ini saja dan semuanya akan berakhir
dengan datangnya kematian, tidak akan mampu menghadapi godaan duniawi.
Hidupnya hanya tertuju pada kepentingan dunia, ia tidak peduli dengan
kehidupan akhirat, orang seperti ini tidak akan mampu berkomunikasi
dengan Allah, dan tidak akan mungkin mendapat tempat terhormat disisi
Allah yang Maha Agung.
Mencari jalan untuk mendekatkan diri pada Allah
Dalam
surat Al Maidah ayat 35 diatas Allah mengingatkan agar kita
masing-masing selalu bertakwa dan mencari jalan untuk mendekatkan diri
pada-Nya. Berwasilah bukan berarti mencari jalan untuk mendekatkan diri
pada Allah dengan perantaraan keramat, arwah leluhur, para kyai, ulama
atau perantara lainnya. Dekatkanlah diri pada Allah dengan mengerjakan
ibadah dan amal saleh yang diridhoi Allah. Beberapa usaha yang dapat
mendekatkan diri pada Allah antara lain:
-
Sholat sunah disamping sholat wajib, siang maupun malam hari
-
Rutin membaca dan mentadabburi Al-Qur’an
-
Dzikir dan tasbih mengagungkan nama Allah diwaktu pagi, sore ataupun malam hari
-
Berbuat baik kepada semua mahluk Allah
-
Selalu bersyukur dengan pemberian Allah
-
Berpuasa sunah diluar puasa Ramadhan
-
Berusaha membebaskan diri dari kecintaan pada kehidupan dunia
-
Sabar dan ridho atas berbagai musibah dan cobaan yang datang menghampiri
-
Menjauhkan diri dari sifat tercela seperti sombong, ria, ujub, iri, dengki, dendam dll
-
Menjauhkan diri dari perbuatan yang dilarang Allah seperti zina, judi, mabuk, khianat dll
sumber: http://www.fadhilza.com
Comments