Tiga hari lagi, 31 Oktober 2011, jumlah penduduk dunia menurut perhitungan PBB mencapai 7 miliar orang. Sebuah angka yang mengejutkan.
Dalam sebuah laporan yang dikeluarkan pada Rabu, Badan Urusan Penduduk PBB mengatakan kemungkinan adanya masa depan yang sehat, berkesinambungan dan makmur akan tergantung pada bagaimana reaksi dunia terhadap tantangan-tantangan seperti memburuknya lingkungan dan mundurnya ekonomi.
Laporan berjudul The State of World Population 2011 mengatakan ada kesenjangan lebar antara hak
dan kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Demikian pula perbedaan antar negara, dan bahkan di dalam populasi tiap negara.
Studi tersebut melacak tren jumlah penduduk dan demografi di sembilan negara, yaitu Tiongkok, Mesir, Ethiopia, Finlandia, India, Meksiko, Mozambique, Nigeria dan negara bekas Yugoslavia, Republik Macedonia.
Studi itu menurut VOA mencatat pada 2011, sebanyak 60 persen jumlah penduduk hidup di Asia dan 15 persen di Afrika. Tapi jumlah penduduk Afrika berkembang lebih dari dua kali percepatan pertumbuhan penduduk Asia.
PBB mengingatkan pertumbuhan jumlah penduduk melampaui pertumbuhan ekonomi di banyak negara berkembang. Masa depan yang stabil memerlukan rencana dan investasi sekarang juga.
Kotoran manusia
Detikcom melansir tatkala penduduk dunia mencapai 7 miliar, saat yang sama masih ada 2,6 miliar penduduk yang membuang air besar sembarangan. Anda ingin tahu berapa banyak limbahnya? Lebih dari 200 juta ton tidak tertangani dengan baik. tentu saja ini akan berdampak pada kondisi kesehatan.
Di negara berkembang, 90 persen limbah manusia ini dibuang langsung ke danau, sungai dan lautan. Bahkan beberapa sistem pembuangan sudah terlihat tua sehingga bisa saja hancur jika dihantam hujan deras.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menuturkan jika semua limbah ini tidak ditangani dengan baik, maka akan menambah krisis kesehatan masyarakat yang diperkirakan dapat membunuh 1,4 juta anak setiap tahunnya, yaitu 1 anak setiap 20 detik. Jumlah ini lebih besar dibanding penggabungan kasus dari AIDS, TBC dan malaria.
Saat ini sanitasi masih belum mendapatkan perhatian yang serius dibanding dengan masalah kesehatan lain. Karenanya PBB tengah menetapkan tujuan untuk mengurangi jumlah penduduk yang tidak mendapatkan sanitasi dasar.
“Sanitasi bukanlah isu yang menarik atau seksi untuk dibahas, serta kadang terlihat tabu untuk dibicarakan dalam banyak konteks,” ujar Dan Yeo, analis kebijakan senior di WaterAid, seperti dikutip dari LiveScience, Rabu (26/10)
Yeo menuturkan masalah tabu ini menjadi salah satu alasan yang membuat sanitasi sulit lepas dari isu utama dalam benak masyarakat. Umumnya jika dibangun sanitasi yang baik, maka masyarakat akan mau datang dan menggunakannya.
PBB mengungkapkan proporsi orang yang hidup di daerah kumuh perkotaan di seluruh dunia telah menurun dari 39 persen (tahun 2000) menjadi 33 persen (tahun 2010). Namun jika dilihat dari jumlahnya justru bertambah sekitar 828 juta permukiman kumuh di seluruh dunia pada tahun 2010. (*)
sumber: harian singgalang
Comments