Keadaan pemuda muslim saat ini


Di zaman sekarang, pola hidup pemuda muslim sudah sangat memperihatinkan. Berapa banyak pemuda muslim yang mengunjungi masjid guna menunaikan sholat fardhu dan kegiatan-kegiatan bermanfaat lainnya. Berapa banyak pemuda muslim yang mengkaji dan menghafalkan kitabullah. Berapa banyak pemuda muslim yang mengkaji ilmu diin. Mereka lebih senang menghabiskan waktu luang mereka dengan mengujungi tempat-tempat hiburan seperti Game center, rental PS,dkk. Padahal jika dilihat dari sisi ekonomi, pergi ke tempat seperti itu mengeluarkan biaya dan tidak bermanfaat sedikitpun, bahkan malah membawa bencana. Sedangkan untuk pergi ke masjid, kita tidak usah mengeluarkan uang sepeserpun. Ditambah lagi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di masjid bermanfaat, dan berpahala. Carut-marutnya pola hidup akhirnya berefek ke pola pergaulan. Pergaulan pemuda muslim sekarang juda sudah memperihatinkan. Bahkan telah merambah ke wilayah pemuda yang sering
disebut “ikhwan” dan “akhwat”, yakni pemuda yang terkenal alim, sering mengikuti kajian, dll. Menurut saya yang satu ini justru lebih membahayakan. Berbalut label halaqoh (kumpul-kumpul untuk membahas suatu masalah yang “Islami”, mereka mencuri-curi kesempatan untuk mencari pasangan. Setelah mendapat target, mereka semakin semangat dalam mengikitu halaqoh, karena otomatis mereka dapat bertemu sang pujaan hati, minimal melihat wajahnya. Semakin sering mengikuti halaqoh, semakin sering juga mereka bertemu. Tidak puas bertemu di halaqoh mereka berusaha berhubungan dengan telepon dengan dalih mengingatkan sholat tahajjud, atau puasa senin-kamis, dkk. Lama-kelamaan mereka saling curhat yang tidak ada manfaatnya sama sekali. Dan tanpa disadari sebenarnya mereka telah terjerumus ke –istilah umumnya—pacaran akan tetapi secara terselubung. Parahnya mereka menganggap bahwa hal ini biasa saja, sekadar ta’aruf atau menganggap hal tersebut sebagai amar ma’ruf. Kondisi di zaman sekarang seperti ini, sehingga benteng pertahanan terakhir ada pada diri kita sendiri. Jangan sampai kita tererumus ke dalam pergaulan yang tidak sehat. Kita harus lebih berhati-hati dalam memilih teman atau halaqoh. Kita sebagai pemuda muslim harus sadar bahwa masa depan Islam ada ditangan kita. Islam merupakan agama yang sempurnya. Akan tetapi kesempurnaan islam malah tertutupi oleh orang-orang islam sendiri. Yakni orang-orang yang mengaku islam akan tetapi tidak dapat mengemban amanah Islam, tidak mengamalkan ajaran Islam secara complete.
Oleh karena itu, sudah seharusnya kita mulai mempersiapkan diri untuk mengemban amanah ini dengan cara mendalami ilmu diin dan ilmu alat (ilmu dunia), karena dua hal tersebut akan mempermudah kita dalam berdakwah. Di zaman sekarang sangat jarang orang yang memahami diin secara kaffah sekaligus memahami ilmu keduniaan. Pada zaman kejayaan islam dahulu semua ilmuwan muslim memahami ilmu diin dan hafal kitabullah. Sehingga muncullah nama seperti, Al Biruni (fisika, kimia, geografi), Al Kindi (Fisika, matematika), Ibnu Sina (kedokteran), Al khawarizmi (logaritma, penemu angka nol), dll.
Untuk menjadi seperti mereka, kita harus dapat memanfaatkan waktu yang kita miliki secara maksimal dan secara efisien. Bukan mustahil untuk menjadi seperti mereka. Akan tetapi, jika pemuda islam sudah rusak pola hidup dan pergaulannya, kehancuran Islam dapat dicount down. Inilah tanggung jawab kita sebagai pemuda islam. Jangan terpengaruh oleh hal-hal sepele seperti diatas, karena sebenarnya tanggung jawab kita jauh lebih besar dari main game dan pacaran, dan konsekuensinya juga jauh lebih hebat.

dikutip dr:  http://rangeradith.wordpress.com

Comments

  1. Pemuda Muslim Harus senantiasa mempertahankan pola gerak juang berdasrkan Quran dan hadits!
    Salam juang Suara Garut

    BalasHapus